Bagian V : SKANDAL DI TEMPAT KERJA

Bagian 5: Pesan yang Tak Pernah Terkirim

Sudah dua bulan sejak malam pertama mereka di hotel itu.

Mereka masih bekerja di kantor yang sama.
Masih pura-pura rekan kerja biasa.
Tapi kini, ada jadwal rahasia di kalender Kirana bertuliskan “Project Reza”,
padahal itu hanya kode untuk hari mereka bisa bertemu diam-diam.

Tapi seperti semua rahasia yang terlalu lama disimpan…
retakan mulai muncul.

Suatu malam…

Reza sedang di rumah, duduk di ruang TV, istrinya sedang mencuci piring.

Tanpa sadar, ia mengangkat ponselnya, membuka chat, dan menulis:

“Aku masih bisa cium wangi rambut kamu di bantal hotel itu. Aku belum bisa tidur, Kirana…”

Tapi ia tak sadar — pesan itu terkirim ke istrinya.

Layar bergetar.

Istrinya muncul dari balik tembok. Wajahnya pucat.
Tangannya menggenggam ponsel.

“Kirana siapa, Za?” suaranya datar. Tapi matanya gemetar.

Reza terdiam.
Dunia seolah berhenti.
Tak ada bunyi AC. Tak ada bunyi cicak.
Yang terdengar hanya detak jantung… dan nafasnya sendiri yang mulai kacau.

Sementara itu… di tempat lain.

Suami Kirana — Andra — menemukan catatan aneh di agenda Kirana.
Tulisan kecil: “Room 204 — Jumat malam.”

Ia tak langsung menuduh.
Ia diam. Tapi ia mulai pasang perangkap.

Keesokan harinya…

Di kantor, Reza dan Kirana bertemu seperti biasa.
Tapi wajah Reza tak tenang.

“Gue salah kirim pesan,” bisiknya.
“Ke istri gue.”

Kirana menutup matanya.

“Kalau gitu… waktu kita gak lama lagi.”

Malam itu, mereka kembali ke hotel — tapi bukan untuk bersama.
Untuk bicara. Untuk mungkin… berpisah.

“Kalau kamu harus pilih,” tanya Kirana sambil menahan air mata,
“Kamu akan pilih dia… atau aku?”

Reza terdiam.
Lama.
Terlalu lama.

Dan Kirana mengerti.

“Aku tidak marah, Reza. Karena sejak awal, kamu memang tidak pernah sepenuhnya jadi milikku.”

Ia berdiri, mengambil tas, lalu menatap Reza terakhir kali.

“Tapi kamu pernah jadi tempat aku merasa hidup… dan itu gak akan aku lupakan.”

Lalu dia pergi.

Dan malam itu, Reza tidak mengejarnya.Karena… mungkin, untuk pertama kalinya dalam hidupnya —
ia benar-benar tahu arti kata “kehilangan yang tidak bisa diperbaiki.”

Scroll to Top