Bagian II: MENCINTAI ISTRI ORANG LAIN

Bagian 2: Percakapan yang Terlalu Nyaman

Dua minggu kemudian, kami bertemu lagi.
Tanpa janji. Tanpa rencana.

Di kafe yang sama. Bangku yang sama.

“Kamu sengaja?” tanyaku, akhirnya bicara.
“Mungkin semesta yang sengaja,” jawabnya, masih dengan senyum pelan itu.

Namanya Aruna.
Sudah menikah. Tapi suaminya sibuk. Terlalu sibuk.
Aku tidak tanya lebih. Tapi caranya menatap kosong ke luar jendela, sudah menjelaskan lebih dari cukup.

Dan aku…
Aku pun bukan orang bebas. Aku punya pasangan. Tapi juga…
punya ruang kosong di hati yang tak pernah terisi.Malam itu kami bicara seperti dua orang asing yang saling menemukan dalam reruntuhan.
Tentang buku. Tentang sepi. Tentang kenapa ada cinta yang datang bukan untuk dimiliki, tapi hanya untuk menyentuh bagian terdalam dari kita… lalu pergi.

Scroll to Top